Warung Ilmiah Lapangan (WIL)

WIL adalah arena pembelajaran agro-meteorologi “in situ” oleh petani di lahannya masing-masing. Pembelajaran WIL bersifat lintas- dan trans- disiplin karena melibatkan petani, petugas penyuluh pertanian serta ilmuwan dan mahasiswa dari bidang antropologi, agro-meteorologi, dan ilmu komputer/pengolah data. WIL menawarkan satu pendekatan penyuluhan pertanian baru untuk menghasilkan pengetahuan praktis bagi petani dalam menghadapi perubahan iklim.

WIL digagas pertama kali tahun 2008 oleh ahli agro-metereologi Cornelius J. Stigter (Wageningen University) dan antropolog Yunita T. Winarto (Universitas Indonesia). Sejak saat itu, WIL terus dikembangkan sebagai wujud perpaduan kegiatan riset dan pengabdian masyarakat. Pada tahun 2018, WIL mendapat dukungan penuh dari Universitas Indonesia sebagai salah satu bentuk inovasi dalam bidang Sosial Humaniora

Review Skripsi: Dinamika Variasi Pengetahuan Petani Klub Pengukur Curah Hujan Indramayu Dalam Mengantisipasi Kondisi Cuaca Pada Musim Rendheng 2013—2014

Pembelajaran petani pada Klub Pengukur Curah Hujan Indramayu (KPCHI) memungkinkan terjadinya variasi di antara para anggota. Latar belakang pengetahuan...

Review Skripsi “Belajar Agrometeorologi dengan atau Tanpa Pengambilan Keputusan: Kasus Pada Musim Rendeng 2013—2014”

Petani memiliki keragaman dalam pembelajarannya dalam Klub Pengukur Curah Hujan Indramayu (KPCHI). Dalam hal ini adalah pembelajaran mengenai agrometeorologi...

Review Skripsi “Mengantisipasi Risiko Perubahan Iklim: Dinamika dan Variasi Respons Anggota Klub Pengukur Curah Hujan Indramayu di tahun 2012—2013”

Pembelajaran agrometeorologi pada Warung Ilmiah Lapangan (WIL) bertujuan untuk mendorong petani agar tanggap terhadap perubahan iklim yang terjadi. Meski...

Review Skripsi “Menyebarluaskan Pembelajaran Agrometeorologi: Variasi Luaran dari Keagenan Petani Pengukur Curah Hujan Indramayu”

Pembelajaran agrometeorologi melalui program WIL di Indramayu telah dilaksanakan sejak tahun 2010. Pembelajaran ini menekankan pada pengaturan dan rekayasa...

Hasil Panen Musim Gaduh 2015 di Indramayu

Hasil Panen Musim Gaduh 2015 di Indramayu Musim gaduh 2015 mungkin adalah yang paling kering dari yang pernah dialami para petani, khususnya di Indramayu,...

Sejak tahun 2008, Warung Ilmiah Lapangan dirancang dan dikembangkan atas kerjasama serta dukungan dari berbagai pihak. Mereka adalah mitra kelompok tani di Kabupaten Indramayu, Kabupaten Lombok Timur, dan Kabupaten Sumedang. Lembaga yang telah mendukung kegiatan ini antara lain adalah institusi pemerintah, LSM, serta lembaga donor luar negeri dalam kerangka kerjasama bilateral.

Delapan Jasa Layanan Iklim

1. Panduan Pengukuran Curah Hujan Harian

Pengukuran curah hujan dilakukan oleh seluruh petani anggota kelompok pengukur curah hujan (KPCH). Setiap anggota KPCH diberikan panduan berupa metode dan prosedur pengukuran curah hujan setiap hari di lahannya masing-masing. Dari hasil pengukuran tersebut petani mencatat data curah hujan harian yang menjadi landasan pengetahuan agro-meteorologi.

2. Panduan Pengamatan Agro-ekosistem Harian

Unsur yang diamati dalam pengamatan agro-ekosistem harian meliputi tanah, tanaman, biomasa, hama dan penyakit, serta kondisi iklim ekstrim yang mungkin memengaruhinya. Hasil pengamatan agro-ekosistem dan perkembangannya dicatat setiap hari untuk didiskusikan pada pertemuan evaluasi bulanan. Setiap petani memiliki dokumentasi data pencatatan dalam bentuk buku besar.

3. Analisis dan Evaluasi Hasil Panen

Layanan ini disertai dengan penjelasan perbedaan hasil panen antarpetani dalam satu musim, perbedaan dengan hasil panen tahun lalu pada musim yang sama, dan/atau perbedaan panen dengan musim sebelumnya. Diskusi mengacu pada pengamatan harian, perhitungan, dan catatan aplikasi input (pupuk, varietas, pestisida, jumlah tenaga kerja, penggunaan mesin dan teknologi) dengan memperhatikan ketersediaan, waktu aplikasi, dan jumlah asupan.

4. Pengorganisasian Warung Ilmiah Lapangan oleh Petani Secara Mandiri

Perubahan iklim menyebabkan ketidakpastian sehingga memerlukan beragam strategi antisipasi. Karena itu, petani harus dapat mengorganisasi Warung Ilmiah Lapangan secara mandiri. Hal ini telah diawali dengan berdirinya Perhimpunan Petani Tanggap Perubahan Iklim (P2TPI) di Kabupaten Indramayu sejak tahun 2019.

5. Perumusan dan Penyebarluasan “Skenario Iklim Musiman”

Setiap bulan tim WIL dari Universitas Indonesia mengirimkan rangkuman kondisi iklim dalam tiga bulan kedepan dalam bentuk “skenario iklim musiman” melalui layanan pesan singkat (sms) dan aplikasi pesan whats app di telepon genggam. Skenario tersebut dirumuskan oleh ilmuwan agro-metereologi untuk menjadi bahan diskusi petani ketika pertemuan bulanan WIL. Peranan ilmuwan agrometeorologi sangat besar dalam memberikan layanan ini. Masukan ilmiah dari ilmuwan mempertimbangkan aspek kegunaan skenario iklim musiman agar dapat dimanfaatkan langsung oleh petani dalam pengambilan keputusan.

6. Layanan Berbagi Pengetahuan Baru

WIL memfasilitasi pertukaran pengetahuan antarpetani, antara petani dengan ilmuwan dan/atau petugas penyuluh pertanian terkait beragam aspek agrometeorologi. Pertukaran pengetahuan dilakukan untuk mencari sumber-sumber pengetahuan dalam rangka memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan petani yang dikumpulkan sepanjang tahun.

7. Panduan Eksperimen "Sama Sama Menang"

Panduan eksperimen “sama-sama menang” diberikan untuk menjawab masalah-masalah yang ditemukan petani mengenai kesuburan tanah, pemilihan varietas, pengelolaan air, strategi pengendalian hama, dan lain-lain. Eksperimen tersebut dilakukan untuk mencari “solusi sama-sama menang” yang tidak hanya memperhatikan keuntungan ekonomi tetapi juga mendorong praktik-praktik pertanian yang tangguh, ramah lingkungan serta berkontribusi untuk mengurangi emisi gas rumah kaca terutama gas methane (CH4).

8. Dokumentasi & Pengolahan Data Petani Secara Digital

Berkat dukungan dari Direktorat Inovasi dan Inkubator Bisnis Universitas Indonesia (DIIB-UI), Warung Ilmiah Lapangan sejak bulan Agustus 2018 mengembangkan layanan baru yaitu: Pengembangan platform dokumentasi dan pengolahan data agrometeorologi secara digital dan interaktif dengan pemanfaatan teknologi informasi. Kegiatan tersebut dirancang untuk menghasilkan produk Inovasi yang komprehensif dan termantapkan sebagai wujud komitmen Universitas Indonesia terhadap pelaksanaan edukasi jangka panjang bagi petani dalam menanggapi konsekuensi perubahan iklim. Pengembangan sistem dokumentasi dan pengolahan data digital juga dilakukan agar pengetahuan yang dihasilkan petani melalui pembelajaran WIL dapat dibagikan pada khalayak luas. Layanan ini terwujud dalam pengembangan webiste wil.ui.ac.id serta pengembangan aplikasi “omplong”.

Tutup Semua Jendela

Kisah Petani

Beragam kisah petani telah direkam, dicatat dan dituliskan kembali oleh petani, mahasiswa, dan peneliti sebagai dokumentasi untuk bahan pembelajaran dan refleksi di masa yang akan datang.

Publikasi Ilmiah

Kumpulan karya akademik mengenai Warung Ilmiah Lapangan telah ditulis dan diterbitkan dalam bentuk skripsi, tesis, disertasi, buku, jurnal ilmiah, serta karya akademik lainnya. Karya-karya tersebut disusun oleh dosen, mahasiswa dan peneliti yang terlibat dalam kegiatan WIL sejak tahun 2008.

Liputan Media

Media berperan penting dalam penyebarluasan pembelajaran, capaian-capaian, serta perkembangan Warung Ilmiah Lapangan. Beberapa liputan media mengenai WIL dapat dilihat pada bagian ini. 

Skenario Musiman

Salah satu layanan dalam Warung Ilmiah Lapangan adalah penyebaran informasi prakiraan iklim yang diperoleh setiap bulan dari prediksi model iklim global (global climate models predictions) yang diterbitkan oleh lembaga penelitian dunia seperti NOAA, IRI (Columbia University), BOM. Skenario musiman tersebut adalah rangkuman dari kemungkinan terjadinya hujan pada tiga bulan ke depan mengacu pada prediksi indikator ENSO berdasarkan pada pengamatan suhu permukaan laut dan perbedaan tekanan SOI. Skenario iklim musiman dikirmkan setiap tiga bulan dan diperbaharui setiap bulannya melalui pesan singkat (SMS) dan aplikasi whats app kepada seluruh petani pengukur curah hujan.

wpDataTable with provided ID not found!

Pertanian & Perubahan Iklim

Beragam konsekuensi perubahan iklim bagi pertanian membuat petani tidak lagi dapat menggantungkan diri hanya pada pengetahuan tradisional dan pengetahuan empiris.

Warung Ilmiah Lapangan

Inovasi pembelajaran agrometeorologi untuk petani. Dirancang sebagai ruang dialog lintas- dan trans-disiplin antara antropolog, agrometeorolog dan petani.Your content goes here. Edit or remove this text inline or in the module Content settings. You can also style every aspect of this content in the module Design settings and even apply custom CSS to this text in the module Advanced settings.

Inovasi Metode Penyuluhan Pertanian

WIL menawarkan inovasi metode penyuluhan pertanian sebagai wujud komitmen pendidikan untuk mengembangkan kapasitas petani dalam menentukan strategi antisipasi menghadapi perubahan iklim.

Profil Petani

Your content goes here. Edit or remove this text inline or in the module Content settings. You can also style every aspect of this content in the module Design settings and even apply custom CSS to this text in the module Advanced settings.

Gallery

Video

Foto

Asosiasi Petani Pengukur Curah Hujan

Sejak tahun 2017, para petani pengukur curah hujan di Kabupaten Indramayu dan Kabupaten Lombok  Timur memutuskan untuk mengubah bentuk organisasi yang semula klub dan kelompok kini menjadi Asosiasi -Asosiasi Pengukur Curah Hujan Kabupaten Indramayu dan Asosiasi Pengukur Curah Hujan Kabupaten Lombok Timur. Hal itu diikuti oleh para petani di Kabupaten Sumedang tahun 2018 saat program WIL dilaksanakan sehingga terbentuklah Asosiasi Pengukur Curah Kabupaten Sumedang.

[smartslider3 slider=3]

Mitra Kami

Berbagai lembaga telah mendukung program pengembangan dan penyebarluasan kegiatan Warung Ilmiah Lapangan sejak tahun 2008. Berawal dari Gunung Kidul, Program Warung Ilmiah Lapangan telah diaplikasikan di beberapa lokasi pertanian dan perkebunan seperti di Kabupaten Indramayu (sejak tahun 2009), Kabupaten Lombok Timur di Provinsi Nusa Tenggara Barat (sejak akhir tahun 2014), dan Kabupaten Sumedang (sejak bulan Agustus tahun 2018).

[smartslider3 slider=2]